Breaking News
Loading...
Sabtu, 08 Februari 2014

Wow, PKS Didukung ICMI

06.09

A.Tien Asmara Palintan, S.Psi
Pemilu 2009 masih menyisakan banyak cerita indah. Semangat direct selling masih terasa hingga 2014. Yang membedakan adalah status penulis. Tahun 2009, dengan semangat mahasiswa -penulis dan teman-teman berkeliliing Kota Makassar memperkenalkan partai dakwah dengan nomor 8. Perasaan “bangga” terselip mengenakan jaket hitam dengan tulisan “Lokomotif Ummat” yang dibagikan oleh Bapak Presiden PKS -  Anis Matta, yang saat itu dicalonkan menjadi Aleg DPR RI dapil 1 Sulawesi Selatan.

Saat ini, Pemilu 2014 tetap semangat melayani masyarakat  meski status berubah menjadi ibu rumah tangga. Perut buncit dengan usia kehamilan 20 pekan lebih tak menyurutkan semangat penulis untuk memenangkan dakwah di Kota Parepare. Yah, saat ini penulis diberi amanah menjadi salah seorang caleg perempuan di Kota Parepare,Sulawesi Selatan.

Usia 26 tahun. Sebuah episode kehidupan yang begitu berharga tuk diambil maknanya. Yang semula mengenalkan qiyadah kepada masyarakat, sekarang harus menenteng kartu nama dan kalender bergambar diri sendiri. Amanah. Meski terkadang berat, namun jika diberikan -sebagai muslim- kita tidak boleh menolaknya.

Suatu hari penulis jalan bersama tim pemenangan (hehe, timnya adikku sendiri). Matahari tepat diatas kepala kami, tak menyurutkan langkah kami berdua tuk memasang spanduk disebuah rumah kerabat. Berbekal tali, gunting, dan spanduk yang sebelumnya telah dipasangkan bambu di sisi kanan kirinya.

Ada beberapa orang yang lewat saat itu, dan singgah sebentar melihat kami. Diantara mereka mungkin  ada  yang iseng mencocokkan gambar wajah yang dispanduk dengan sosok perempuan hamil yang memasang spanduk saat itu. Raut wajahnya seakan berkata kemana tim suksesnya caleg ini, sampai dia sendiri yang harus memasang spanduknya? Apa susahnya membayar orang lain tuk mengerjakan pekerjaan tersebut? Daripada capek bercucuran keringat..hamil pula!! Hehehe..

Pernah juga ketika direct selling, seorang warga bertanya, “Berapa duit yang PKS siapkan untuk pemilihnya?”. Ketika kami menjelaskan bahwa PKS tidak membagi-bagikan uang, warga tersebut langsung tertawa sambil berkata “Aiii…caleg PKS anggota ICMI”.

Kami juga tertawa, dan menanyakan maksud anggota ICMI. Ternyata yang dimaksudkan warga dengan ICMI bukan Ikatan Cendikiawan Muslim, tetapi Ikatan Caleg Miskin. Yaah, kami semua tertawa dan membenarkan candaan warga tersebut.

Inilah realita kami di PKS. Caleg tidak selamanya berasal dari kalangan yang berduit saja. Ketika caleg tersebut dianggap mampu mengemban amanah jamaah dan bersedia diberikan amanah, kenapa tidak? Dari tukang sol sepatu hingga pengusaha kaya raya, semua memiliki derajat yang sama di mata Allah. Bukankah yang membedakan kadar ketaqwaannya?

Penulis yakin, ada banyak caleg muda PKS yang mempunyai nasib serupa dengan penulis. Kalau warga mengistilahkan “caleg miskin”. Secara financial mungkin ia. Dana yang kita miliki belum sebanyak dana para caleg partai lain. Namun sekecil apapun kontribusi kita, tak akan pernah luput dari pencatatan Allah swt. Ridho dengan keputusan jama'ah tuk memasukkan nama kita saja, insya Allah sudah bernilai kebaikan di mata Allah.

So…caleg PKS yang merasa anggota ICMI (Ikatan Caleg Miskin), hehe.. jangan berkecil hati yak! Teruslah bekerja..masyarakat Indonesia masih merindukan karya nyata kita. Allahu Akbar!!

___
*Penulis: A.Tien Asmara Palintan, S.Psi
Caleg PKS Dapil 3 Bacukiki-Bacukiki Barat
Kota Parepare – Sulawesi Selatan

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer